Dalam setiap bisnis, transaksi adalah hal yang umumnya terjadi sehari-hari. Contoh transaksi bisnis yang mungkin sudah sering kamu temui adalah transaksi jual beli yang dilengkapi nota. Setiap transaksi memang seharusnya dilengkapi dengan bukti transaksi.
Transaksi yang dilengkapi dengan bukti akan lebih aman dari risiko masalah di kemudian hari. Lalu, seperti apa saja jenis-jenis dan contoh bukti transaksi? Simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Bukti Transaksi
Bukti transaksi yaitu sebuah dokumen tertulis yang dibuat dengan tujuan untuk mencatat dan mengesahkan transaksi. Di dalamnya tercatat bahwa pihak-pihak yang bertransaksi sama-sama sepakat dengan transaksi yang dilakukan.
Ketika bukti transaksi telah tercatat, maka itu bisa jadi pegangan bagi semua yang terlibat. Misalnya, bagian keuangan yang bertanggung jawab untuk membuat laporan keuangan.
Adanya catatan transaksi bisa meningkatkan kepercayaan konsumen, klien, atau partner bisnis yang bekerja sama.
Tujuan Adanya Bukti Transaksi
Tentunya pembuatan bukti transaksi memiliki tujuan spesifik. Apa saja tujuannya? Berikut di antaranya:
1. Memberikan Informasi Detail Transaksi
Dokumen bukti transaksi bisa menjelaskan secara mendetail tentang perubahan kondisi keuangan bisnis setelah terjadi transaksi.
Informasi dalam hal ini juga terkait dengan sumber finansial seperti modal bisnis dan kewajiban yang mesti dibayar.
2. Memperkirakan Keuntungan Perusahaan
Catatan keuangan juga bisa menjadi acuan bagi business owner untuk perkiraan kedepannya. Seberapa besar sebuah bisnis mengalami keuntungan bisa terlihat dari rekap transaksi yang masuk.
3. Mengantisipasi Perselisihan
Tanpa catatan atau bukti yang rapi, maka rentan terjadi kesalahan pada keuangan bisnis. Bukan hanya mengakibatkan kerugian, tapi juga berisiko terjadi perselisihan dengan partner bisnis.
4. Kebutuhan Administrasi
Setiap bisnis atau perusahaan yang sudah beroperasi tentunya harus berjalan dengan administrasi yang sesuai standar. Dalam hal ini, bukti transaksi keuangan yang terpusat bisa menghindari terjadinya duplikasi data keuangan. Pada saat ada proses audit pun akan lebih mudah untuk menghadapinya.
Jenis-jenis Bukti Transaksi
Berdasarkan sumbernya, jenis bukti transaksi terbagi menjadi dua yaitu;
1. Internal
Bukti transaksi internal dibuat atau dikeluarkan oleh pihak internal perusahaan dan berfungsi untuk kebutuhan perusahaan sendiri. Contohnya adalah; memo dari atasan, reimbursement, dan kas keluar.
2. Eksternal
Bukti transaksi eksternal dibuat dengan ditujukan untuk pihak luar perusahaan. Contohnya adalah; kuitansi, faktur, cek, bilyet giro, rekening koran, nota kontan, nota debet, dan nota kredit.
Contoh Bukti Transaksi
Berikut ini adalah contoh bukti transaksi yang biasa digunakan untuk kepentingan bisnis antara lain:
1. Bukti Kas Masuk dan Kas Keluar
Kas masuk menjelaskan penerimaan uang ke perusahaan, sedangkan kas keluar berarti perusahaan mengeluarkan sejumlah uang, misalnya untuk gaji karyawan, bayar utang, dan sebagainya.
2. Kuitansi
Kuitansi merupakan bukti penerimaan uang pembayaran secara kontan atau tunai. Di dalamnya ada tanda tangan kedua pihak yaitu penerima uang dan pihak yang membayar.
3. Invoice
Invoice merupakan sebuah dokumen yang berisi bukti pembelian beserta jumlah pembayaran yang wajib dibayarkan.
4. Nota Kontan
Nota kontan yaitu bukti transaksi dari penjual ke pembeli yang membayar secara tunai. Pada umumnya nota kontan dibuat dua rangkap, yaitu nota asli untuk pembeli dan nota salinan untuk penjual.
5. Nota Kredit
Nota kredit merupakan bukti persetujuan dari penjual untuk permohonan penurunan harga dari pembeli.
6. Nota Debet
Nota debet merupakan bukti untuk konsumen dengan tujuan mengabarkan bahwa akunnya sudah di debet dalam jumlah tertentu.
Nah, itulah ulasan tentang bukti transaksi mulai dari pengertian, tujuan, jenis, dan contoh bukti transaksi. Semoga informasi kali ini bermanfaat untukmu.